loading…
Banyak riwayat menerangkan peristiwa dahsyat menjelang kelahiran Nabi Muahmmad Shallallahu Alaihi Wa sallam pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah. Foto ilustrasi/ist
Di antaranya, jatuhnya berhala-berhala yang terpancang di sekitar Ka’bah. Runtuhnya beberapa gereja yang menggemparkan Romawi. Surutnya air danau yang dikultuskan orang-orang Persia. Padamnya api suci yang dipuja-puja kaum Majusi. Munculnya cahaya yang memenuhi sudut-sudut alam semesta hingga tidak ada kegelapan. Dan masih banyak peristiwa lainnya.
Tentang berkah bulan Maulid ini, ada satu kisah sebagaimana diceritakan dalam Kitab I’anatuth Tholibin Juz 3.
إعانة الطالبين الجزء الثالث صـ
( وَحُكِيَ ) أَنَّهُ كاَنَ فِي زَمَانِ أَمِيْرِ اْلمُؤْمِنِيْنَ هَارُوْنَ الرَّشِيْدِ شَابٌ فِي اْلبَصْرَةِ مُسْرِفٌ عَلَى نَفْسِهِ وَكاَنَ أَهْلُ اْلبَلَدِ يَنْظُرُوْنَ إِلَيْهِ بِعَيْنِ التَّحْقِيْرِ لِأَجْلِ أَفْعَالِهِ الْخَبِيْثَةِ غَيْرَ أَنَّهُ كاَنَ إِذَا قَدِمَ شَهْرُ رَبِيْعِ اْلأَوَّلِ غَسَلَ ثِيَابَهُ وَتَعَطَّرَ وَتَجَمَّلَ وَعَمِلَ وَلِيْمَةً وَاسْتَقْرَأَ فِيْهَا مَوْلِدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَدَامَ عَلَى هَذَا اْلحَالِ زَمَانًا طَوِيْلاً ثُمَّ لمَاَّ مَاتَ سَمِعَ أَهْلُ اْلبَلَدِ هَاتِفًا يَقُوْلُ اُحْضُرُوْا يَا أَهْلَ الْبَصْرَةِ وَاَشْهَدُوْا جَنَازَةَ وَلِيٍ مِنْ أَوْلِيَاءِ اللهِ فَإِنَّهُ عَزِيْزٌ عِنْدِيْ فَحَضَرَ أَهْلُ اْلبَلَدِ جَنَازَتَهُ وَدَفَنُوهُ فَرَأَوْهُ فِي اْلمَنَامِ وَهُوَ يَرْفُلُ فيِ حُلَلِ سُنْدُسٍ وَاسْتُبْرَقٍ فَقِيْلَ لَهُ بِمَ نِلْتَ هَذِهِ الْفَضِيْلَةَ ؟ قَالَ بِتَعْظِيْمِ مَوْلِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Diceritakan bahwa di zaman Amirul Mukminin Harun Ar-Rasyid ada seorang pemuda di Kota Bashrah yang gemar berfoya-foya. Sehingga para penduduk kota itu memandangnya dengan pandangan hina karena perilakunya yang buruk. Ketika datang bulan Rabi’ul Awal ia mencuci pakaiannya, memakai wangi-wangian, memperindah diri, mengadakan walimah (jamuan makan) dan di dalamnya ia bacakan Maulid Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam, dan hal tersebut ia lakukan secara rutin selama masa yang lama.
Ketika ia meninggal, para penduduk kota mendengar sebuah suara tanpa rupa mengatakan: “Wahai penduduk Bashrah, datang dan saksikanlah jenazah salah satu wali Allah, sesungguhnya ia adalah orang yang mulia di sisiku. Maka para penduduk kota pun berduyun-duyun mendatangi jenazahnya dan menguburkannya.
Lalu mereka diperlihatkan di dalam mimpi bahwa pemuda itu diagungkan dengan memakai pakaian sutra tipis dan sutra tebal dan mereka bertanya: “Sebab apa engkau memperoleh keutamaan ini? Pemuda itu pun menjawab: “(Aku dimuliakan) sebab mengagungkan Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ulama sufi, Imam As-Sari As-Saqothi, paman sekaligus guru Imam Junaid Al-Baghdadi mengatakan: “Barangsiapa menuju suatu tempat yang di dalamnya dibacakan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam , maka sungguh (hakikatnya) ia telah menuju ke sebuah taman dari taman-taman surga. Karena sesungguhnya ia tidak menuju tempat tersebut kecuali karena kecintaannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.
Wallahu A’lam
(wid)